Faktaterkini.co.id, Deli Serdang - Penggunaan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kerap kali menjadi ajang korupsi Kepala Sekolah untuk memperkaya diri sendiri.
Seperti halnya, SMK Swasta PAB 1 Helvetia, penggunaan anggaran BOS tahun 2024 diduga ada penyelewengan dan tidak transparan.
Besarnya anggaran BOS yang diterima SMK Swasta PAB 1 Helveti seperti Tahun 2024 dengan jumlah siswa 963 orang sebesar Rp. 1.560.060.000 sangatlah memperkuat dugaan adanya penyelewengan anggaran tersebut.
Menanggapi hal tersebut, LSM Abdi Lestari (ABRI) melalui sekretarisnya Indra Wijaya meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memeriksa penggunaan anggaran dana BOS tersebut.
"Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Kejaksaan dan Kepolisian harus memeriksa penggunaan anggaran dana BOS SMK Swasta PAB 1 Helvetia Tahun 2024," ujar Indra, Senin (14/7/2025).
Lanjut Indra mengatakan, sebagai pihak yang independen, APH perlu melakukan pemeriksaan. Walaupun sudah diperiksa secara internal oleh Inspektorat, sangat penting untuk diperiksa juga secara eksternal.
Diduga ada beberapa komponen laporan BOS SMK Swasta PAB 1 Helvetia yang diduga banyak kejanggalan. Seperti pada komponen Pemeliharan Sarana dan Prasarana Sekolah Tahun 2024 sebesar Rp.116.011.000.
Ditahan 2024 anggaran PPDB dianggaran sebesar Rp. 25.520.000. Begitu pula dengan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Bermain sebesar Rp. 103.604.000 setahun. Hal ini sangatlah janggal.
Pada komponen Langganan Daya dan Jasa juga sangatlah besar. Pada tahun 2024 sebesar Rp. 140.400.000 dalam setahun.
Kejanggalan juga terlihat pada komponen - Komponen lainnya yang sangat besar dan tidak merata. Untuk APH harus memeriksa Kepala Sekolah SMK Swasta PAB 1 Helvetia selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Jika terbukti ada kesalahan ataupun dugaan korupsi, agar ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dimana SMK Swasta PAB 1 Helvetia juga memungut uang sekolah yang sangat besar per siswa, menerima BOS Kinerja, BOK dan bantuan lainnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Sekolah SMK Swasta PAB 1 Helvetia inisial RH saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Senin (14/7/2025) tidak memberikan jawaban meski sudah terlihat centang dua. (Redaksi)